Sunday, September 8, 2013

Bahan Kimia

BAHAN-BAHAN KIMIA

Ø Ammonium Heptamolibdat Tetrahidrat

Ammonium molibdat (VI) tetrahidrat atau dapat disebut juga dengan Amonium heptamolibdat tetrahidrat, amonium paramolibdat tetrahidrat, atau sederhananya amonium molibdat ini memiliki rumus senyawa (NH4)6Mo7O24.4H2O, senyawa ini berbentuk serbuk padat dengan warna putih atau kuning kehijauan dan tidak berbau. Senyawa ini sering digunakan sebagai bahan pereaksi untuk mengetahui kadar fosfat, silika, dan arsenat dalam suatu larutan seperti air sungai atau air laut. Senyawa ini juga sering digunakan dalam berbagai penelitian. Contohnya, sebagai inhibitor, melapisi permukaan bagian dalam baja pada pipa penyalur minyak dan gas di industri perminyakan agar tidak mudah terkorosi oleh minyak mentah yang dialirkan karena banyak mengandung air dan garam. Juga sebagai bahan untuk memproduksi logam molibdenum yang digunakan untuk melapisi baja agar lebih kuat dan tidak mudah terkorosi.
Sifat fisik dari senyawa ini diantaranya memiliki massa molar 1163.9 g/mol dan 1235.86 g/mol, berat jenisnya sekitar 2.498 g/cm3, dan titik lelehnya yaitu 190°C. Dapat dibuat dengan cara melarutkan molibdenum trioksida kedalam cairan amonia berlebih dan diuapkan pada suhu kamar  sehingga kelebihan amonia akan teruap dan menghasilkan amonium heptamolibdat. Senyawaan ini mudah larut dalam air dan asam, tetapi tidak larut dalam alkohol, juga cukup stabil pada tekanan dan temperatur normal. Sekalipun senyawa ini stabil, tetapi cukup berbahaya karna mudah terbakar dan teroksidasi jika ada panas disekitar, karena itu sebaiknya disimpan dalam wadah yang tertutup ditempat kering dan bersuhu rendah. Hindari juga kontak langsung dengan bahan, karena akan menimbulkan resiko kerusakan peredaran darah dan saluran pernafasan.
Beberapa cara untuk menangani masalah jika terkena bahan yaitu dengan menghirup udara segar atau menggunakan masker jika terhirup, jika terkena kulit sebaiknya langsung dicuci dengan air dan sabun selama 15-20 menit, untuk memastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal, jika terkena mata sebaiknya langsung dibilas dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 30 menit, atau satu liter untuk setiap mata dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Senyawa ini juga cukup toksik, apabila tertelan sebaiknya segera mencuci mulut dan minum air yang banyak dan segera menghubungi dokter setempat. Jangan sekali-kali merangsang muntah. Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada panggul untuk mencegah aspirasi.

Ø Anhidrida Maleat

Senyawa organik ini diproduksi dari oksidasi benzena atau senyawa aromatik lainnya menggunakan katalis
2 CH3CH2CH2CH3 + 7 O2  2 C2H2(CO)2O + 8 H2O
dengan rumus molekul C4H2O3 memiliki massa molar 98,06 g/mol dan berbentuk kristal putih. Maleat anhidrida adalah senyawa vinil tidak jenuh yang digunakan sebagai bahan mentah dalam sintesa resin poliester untuk serat plastik, pelapisan permukaan karet, deterjen, bahan aditif dan minyak pelumas, plastisizer dan kopolimer. Maleat anhidrida mempunyai sifat kimia khas yaitu adanya ikatan etilenik dengan gugus karbonil didalamnya, ikatan ini berperan dalam reaksi adisi.
Anhidrida maleat cukup berbahaya jika terhirup, akan menyebabkan sakit kepala disertai mimisan, mual dan kerusakan pada kornea mata sehingga mengganggu penglihatan. Terlebih pada konsentrasi diatas 1,25 ppm akan menimbulkan asma, karena itu sebagai pencegahan sebaiknya digunakan masker untuk mengurangi bahaya.

Ø Anilin

Anilin adalah amina aromatik prototipikal, nama IUPACnya adalah fenilamin, selain itu senyawa organik ini mempunyai nama lain aminobenzene, rumus molekulnya ialah C6H5NH2. Menjadi peopor untuk bahan kimia Industry, penggunaan utamanya adalah dalam pembuatan prekursor untuk poliuretan. Seperti amina yang paling stabil, ia memiliki bau yang agak tidak menyenangkan seperti ikan busuk dan sangat mudah terbakar.
Anilin memiliki massa molar 93.13 g/mol dengan kepaadatan 1.0217 g/mL, senyawa ini tidak berwarna dalam padatan namun dapat larut dalam air 3.6 g/100 mL pada suhu 200 C berupa cairan kuning, memiliki titik didih 184.130 C dan titik lebur -6.30 C.
Senyawa ini beracun (T) dan berbahaya bagi lingkungan (N), MSDSnya yakni R23/24/25 R40 R41 R43 R48/23/24/25 R68 R50 dan S-phrasesnya S1/2 S26 S27 S36/37/39 S45 S46 S61 S63. Titik nyalanya pada suhu 700C dan dapat menghasilkan nyala yang bersuhu 7700C.

Ø Anilin (Toxic)

Senyawa anilin ini berbentuk cair seperti minyak dan berbau amis, dengan berat molekul 93,13, dan kerapatannya 1,0217 kg/ml. Senyawa ini digunakan sebagai bahan antioksidan, akselerator, dan vulkanisir dalam industri karet. Dalam bidang farmasi, biasa digunakan sebagai bahan baku obat-obatan seperti pembuatan analgin, obat sakit kepala, penghilang rasa nyeri, dan lain-lain. Sekalipun digunakan sebagai bahan baku, tetapi pemakaian anilin yang berlebihan dapat menimbulkan bahaya, karena toksisitasnya jauh lebih tinggi, karena itu para dokter lebih memilih menggunakan parasetamol sebagai pereda rasa nyeri ataupun demam. Hal ini karena gugus amin pada anilin menyebabkan Fe2+ pada hemoglobin teroksidasi menjadi Fe3+ menghasilkan methemoglobin yang tidak mampu mengikat oksigen, akibatnya sel darah merah tidak mampu menyuplai oksigen ke jaringan tubuh yang membutuhkan.
Bahaya lainnya dari anilin adalah jika mengenai tubuh disertai dengan beberapa gejala yang timbul. Jika terkena kulit, akan teriritasi yang ditandai dengan kulit menjadi kebiruan, begitupula jika mngenai mata, menyebabkan iritasi ditandai dengan penglihatan yang kabur. Pertolongan pertama yang dapa dilakukan yaitu dengan membilas bagian yang terkena bahan dengan air. Bahaya lainnya jika anilin terhirup ataupun tertelan, gejala yang ditimbulkan adalah telinga berbunyi, mual, muntah, sakit perut, nyeri dada, denyut jantung tidak teratur, sakit kepala, mengantuk, pusing, disorientasi, kulit berwarna kebiruan, kejang, dan koma.
Umumnya senyawa ini stabil pada suhu normal, tetapi dengan adanya panas, senyawa ini mudah sekali terbakar atau bahkan meledak. Penyimpanan bahan harus dalam wadah yang tertutup rapat, kering, dingin dengan ventilasi yang baik dan sebaiknya penyimpanan dipisahkan dari asam, logam, bahan mudah terbakar, peroksida, halogen, bahan pengoksidasi, amina, basa, halokarbon, tercampurnya anilin dengan bahan-bahan tersebut akan menimbulkan reaksi eksplosif dan kebakaran.

Ø Amoniak 25%

Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH3. Biasanya senyawa ini didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amoniak). Walaupun amonia memiliki sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi, amonia sendiri adalah senyawa kaustik dan dapat merusak kesehatan. Administrasi Keselamatan dan Kesehatan Pekerjaan Amerika Serikat memberikan batas 15 menit bagi kontak dengan amonia dalam gas berkonsentrasi 35 ppm volum, atau 8 jam untuk 25 ppm volum. Kontak dengan gas amonia berkonsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan paru-paru dan bahkan kematian. Sekalipun amonia di AS diatur sebagai gas tak mudah terbakar, amonia masih digolongkan sebagai bahan beracun jika terhirup, dan pengangkutan amonia berjumlah lebih besar dari 3.500 galon (13,248 L) harus disertai surat izin.
Molekul amonia terbentuk dari ion nitrogen bermuatan negatif dan tiga ion hidrogen bermuatan positif dengan rumus kimia NH3.Amonia dapat terjadi secara alami atau diproduksi secara sintetis.Amonia yang terdapat di alam (di atmosfer) berasal dari dekomposisi bahan organik.Produksi amonia buatan melibatkan serangkaian proses kimia untuk menggabungkan ion nitrogen dan hidrogen.
Nilai pH atau ‘potentiometric hydrogen’ pada dasarnya merupakan indikator untuk mengukur kadar keasaman suatu larutan.Nilai pH suatu larutan diukur dalam skala logaritmik dengan nilai 0,0 sebagai ukuran paling asam dan 14,0 sebagai nilai paling basa. Larutan dengan pH 7,0 dianggap sebagai larutan netral.Oleh karena itu untuk mengetahui apakah suatu larutan asam, basa, atau netral, nilai pH larutan tersebut harus diketahui.Saat mengukur nilai pH suatu larutan, pada dasarnya kita menghitung jumlah ion hidrogen (H +) dan ion hidroksil (OH-) yang terdapat dalam sampel.Peningkatan ion hidrogen berarti larutan akan semakin asam, sementara pengurangan ion hidrogen (H +) dan penambahan ion hidroksil (OH-) akan membuat larutan semakin basa.pH amonia sekitar 11,5 yang artinya bersifat basa.Amonia memiliki kemampuan menetralisir asam dan saat dilarutkan dalam air akan membentuk amonium bermuatan positif (NH4 +) dan ion hidroksida bermuatan negatif (OH-).
Amonia yang digunakan secara komersial dinamakan amonia anhidrat. Istilah ini menunjukkan tidak adanya air pada bahan tersebut. Karena amonia mendidih di suhu -33 °C, cairan amonia harus disimpan dalam tekanan tinggi atau temperatur amat rendah. Walaupun begitu, kalor penguapannya amat tinggi sehingga dapat ditangani dengan tabung reaksi biasa di dalam sungkup asap. "Amonia rumah" atau amonium hidroksida adalah larutan NH3 dalam air. Konsentrasi larutan tersebut diukur dalam satuan baumé. Produk larutan komersial amonia berkonsentrasi tinggi biasanya memiliki konsentrasi 26 derajat baumé (sekitar 30 persen berat amonia pada 15.5 °C). Amonia yang berada di rumah biasanya memiliki konsentrasi 5 hingga 10 persen berat amonia.
Amonia umum digunakan sebagai bahan pembuat obat-obatan.Amonia yang dilarutkan dalam air dapat digunakan untuk membersihkan berbagai perkakas rumah tangga.Zat ini juga digunakan sebagai campuran pembuat pupuk untuk menyediakan unsur nitrogen bagi tanaman.Namun diperlukan kehati-hatian karena konsentrasi tinggi amonia bisa sangat berbahaya bila terhirup, tertelan, atau tersentuh. Namun, amonia umumnya jarang terhirup dalam jumlah besar karena baunya yang menyengat sudah akan membuat orang menghindar.

Ø Ammonium Sulfat [(NH4)­­2SO4]


Amonium Sulfat [(NH4)­­2SO4]  adalah senyawa kimia yang berwujud padat, berwarna putih, berbentuk kristal (pada T > 513oC), larut dalam air, tidak larut dalam alkohol dan memiliki titik leleh 235-280oC pada tekanan 1 atm. Ammonium Sulfat banyak dimanfaatkan sebagai pupuk nitrogen dan biasa disebut pupuk ZA (Zwuafel Ammonium), terutama pada tanaman industri dan perkebunan diantaranya tebu, tembakau, cengkeh, kopi, lada, kelapa sawit, dan teh. Selain sebagai pupuk, senyawa Amonium Sulfat juga digunakan dalam bidang industri seperti untuk pengolahan air, fermentasi, bahan tahan api dan penyamakan. Sebagai pupuk, Amonium Sulfat merupakan jenis pupuk anorganik tunggal yang terdiri dari unsur Sulfur (24% berat) dalam bentuk ion Sulfat dan unsur Nitrogen (21% berat) dalam bentuk ion Amonium (James G. Speight, 2002).
Penggunaan utama amonium sulfat adalah sebagai pupuk untuk tanah basa . Di tanah yang amonium ion dilepaskan dan membentuk sejumlah kecil asam, menurunkan pH keseimbangan tanah , dengan kontribusi penting nitrogen untuk pertumbuhan tanaman. Kerugian utama dengan penggunaan amonium sulfat adalah kandungan nitrogen yang rendah relatif terhadap amonium nitrat, yang meningkatkan biaya transportasi.
Hal ini juga digunakan sebagai semprot pertanian adjuvant untuk larut dalam air insektisida , herbisida , dan fungisida . Ada berfungsi untuk mengikat zat besi dan kalsium kation yang hadir di kedua air sumur dan sel tumbuhan. Hal ini sangat efektif sebagai adjuvant untuk 2,4-D (amina), glifosat , dan herbisida glufosinate.
Negara Indonesia merupakan negara agraris yang selalu membutuhkan amonium sulfat sebagai pupuk nitrogen. Keuntungan penggunaan Amonium Sulfat (pupuk ZA) dibandingkan pupuk nitrogen lainnya yaitu : Mengandung unsur nitrogen dan sulfur sedangkan unsur sulfur ini tidak dimiliki pupuk nitrogen lainnya, misal urea (CO(NH2)2), amonium nitrat (NH4NO3) dan sendawa chili (NaNO3). Kedua unsur ini merupakan jenis unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar atau disebut makronutrient (Setyamidjaja, 1986).Dapat diserap secara langsung (NH4+) oleh tanaman sehingga tidak membutuhkan mikroorganisme tanah untuk mengurai senyawa NH4+ menjadi unsur nitrogen, seperti pada pupuk urea (CO(NH2)2) (Setyamidjaja, 1986).
Proses pembuatan Ammonium Sulfat terdiri dari tahapan proses yaitu: Proses Netralisasi (Reaksi Fase Gas–Liquid Ammonia dan Asam Sulfat),Proses Karbonasi Batubara,Proses Merseburg (Reaksi antara Gypsum dan Ammonium Carbonat),Proses Marino (Reaksi Ammonia dengan Sulfur Dioxide),Proses lainnya (proses Piritas Espanolas, dari Acrylonitrile, dari Caprolactam)
Dalam biokimia , amonium sulfat adalah metode umum untuk memurnikan protein dengan pengendapan selektif, Amonium sulfat sangat larut dalam air sehingga dapat membuat solusi yang sangat terkonsentrasi, yang dapat "garam keluar" protein, dan menyebabkan hujan mereka pada konsentrasi tertentu. Ini menyediakan sarana yang nyaman dan sederhana untuk campuran protein kompleks fraksinasi. Dengan demikian, amonium sulfat juga tercatat sebagai bahan bagi banyak Amerika Serikat vaksin per Center for Disease Control.

Ø Amonium persulfat


Amonium persulfat (APS) (NH4)2S2O8 adalah kuat oksidator . Hal ini sangat larut dalam air, pembubaran garam dalam air endotermik. Ini adalah inisiator radikal . Hal ini digunakan untuk tembaga etsa pada papan sirkuit cetak sebagai alternatif untuk ferric chloride solusi. Hal ini juga digunakan bersama dengan tetramethylethylenediamine untuk mengkatalisis polimerisasi akrilamida dalam membuat poliakrilamid gel.
Amonium persulfat disiapkan oleh H. Marshall oleh metode yang digunakan untuk pembuatan kalium persulfat - dengan elektrolisis larutan amonium sulfat dan asam sulfat . Amonium persulfat merupakan komponen utama dari Nochromix . Pada melarutkan dalam asam sulfat , digunakan untuk membersihkan gelas laboratorium sebagai alternatif logam-bebas asam kromat mandi. Ini juga merupakan bahan standar dalam western blot gel dan pemutih rambut
Debu di udara dapat mengiritasi mata , hidung , tenggorokan , paru-paru dan kulit pada kontak. Paparan tingkat tinggi debu dapat menyebabkan kesulitan bernafas.

Ø Amonium Klorida

Gambar disamping sekilas memang mirip garam dapur yang biasa dipakai buat masak, tapi jangan salah gambar tersebut adalah bahan kimia amonium klorida atau NH4Cl. Walaupun sama-sama golongan garam, amonium klorida tentunya memiliki ciri khas tersendiri. Kalau dilihat secara fisik sama dengan garam dapur yang sering kita pakai unbtuk memasak, berbentuk kristal putih, tidak berbau, dan larut dengan air. Perbedaannya kalau garam dapur dilarutkan di air rasanya asin tapi klo amonium klorida rasanya asam. Nah loh kok garam rasanya asam? tentu saja karena amonium klorida dibuat dari asam kuat HCL dan basa lemah sehingga asam lebih mendominasi. Amonium klorida ini memiliki berat molekul 53.49, titik didihnya 338 C. Kelarutan dalam air 297 g/l372 g/L (20 °C), dan 773 g/L (100 °C); sedangkan dalam alkohol 6 g/L (19 °C). Tidak larut dalam diethyl ether, acetone serta hampir tidak larut dalam etil asetat.
Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya
Peringkat NFPA (Skala 0-4): (3)
Kesehatan 1
=
Tingkat keparahan rendah
Kebakaran 0
=
Tidak dapat terbakar
Reaktivitas 0
=
Tidak reaktif

Klasifikasi EC (4)
R 22
=
Berbahaya bila ditelan
R 36/37/38
=
Mengiritasi mata, sistem pernafasan, dan kulit
S 2
=
Jauhkan dari jangkauan anak-anak (Reff 4)
S 3/9/14
=
Letakkan di tempat yang dingin, bervebtilasi baik, jauh dari agent pengoksidasi.
S 7
=
Jaga wadah dalam keadaan tertutup rapat
S 8
=
Jaga wadah dalam keadaan kering


Proses pembuatan
Untuk membuat ammonium klorida ini terdapat berbagai macam cara yaitu:
1. Proses Amonium Sulfit - Natrium Klorida
2. Proses Amonium Sulfat - Natrium Klorida
3. Proses Amonia – Soda
4. Proses Amonia - Asam klorida
 Kegunaan
Ammonium klorida ini banyak sekali kegunaannya salah satunya bisa digunakan untuk obat batuk. Bagi yang doyan minum obat batuk pasti sudah ngga asing sama Expectorant, nah ammonium klorida ini bertindak sebagai Expectorant. Cara kerjanya mengiritasi mukosa bronchial , yang menyebabkan dahak mudah dikelaurkan. Selain itu ammonium klorida juga digunakan sebagai bahan tambahan makanan, flavouring agent pada vodka, industri pembuatan shampo, produk pembersih lantai dan baterai.
Kerugian
Walaupun ammonium klorida ini banyak manfaatnya namun ada pula kerugiannya apabila terpapar dalam jangka pendek maupun panjang. Iritasi kulit, iritasi mata, mual, dan batuk merupakan akibat dari paparan jangka pendek. Sedangkan paparan dalam jangka panjang dapat mkenyebabkan gangguan ginjal, dermatitis, sampai anorexia. Jadi berhati-hatilah dalam penggunaan ammonium klorida. Gunakan selalu sarung tangan dan masker penutup apabila sedang bekerja menggunakan bahan ini.

Ø Ammonium sulfida

Setelah dijelaskan ammonium klorida ada lagi senyama yang lainnya yaitu ammonium sulfida. Tentunya kalian sudah tahu kan sulfida itu apa? Yap, sulfida adalah nama kimia untuk belerang. Kalau ammonium klorida itu berwarna outih dan tidak berbau lain lagi dengan ammonium sulfida, bahan kimia ini berwarna kuning dan berbau seperti belerang (bau telur besuk yang kuat). Ammonium sulfida mudah larut dalam air dingin atau air panas. Sebenarnya ammonium sulfida tidak terlalu reaktif, namun reaktif terhadap oksidator kuat. Ammonium sulfida berguna sebagai pupuk, bahan untuk pembuatan bom bau, pemurnian perunggu, dan pabrik tekstil.
Berikut adalah MSDS (material safety data sheet) atau lembar data keselamatan data.
R10-mudah terbakar.
R36/38- Mengiritasi mata dan kulit.
S2-Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
S46-Jika tertelan, segera dapatkan saran medis
dan tunjukkan wadah atau label.
HMIS (AS):
Bahaya Kesehatan      : 3
Bahaya Kebakaran     : 3
Reaktivitas                  : 0
Pribadi Perlindungan:
National Fire Protection Association (AS):
Kesehatan                   : 3
Mudah terbakar         : 0
Reaktivitas                  : 0
Alat Pelindung:
Sarung tangan Penuh sesuai,Uap respirator. Pastikan untuk menggunakan disetujui /bersertifikat atau respirator setara.Pakai respirator yang sesuai bila ventilasi tidak memadai.Wajah perisai


0 comments:

Post a Comment