Tuesday, September 24, 2013

PEMBUATAN TAPE KETAN

PERCOBAAN I
PEMBUATAN TAPE KETAN

Hari/Tanggal : Senin, 9 September 2013

I.      Tujuan
     Mengetahui cara pembuatan tape ketan
     Mengetahui proses biokimia yang terjadi pada fermentasi tape ketan

II.   Dasar Teori
Tapai (tape) adalah salah satu makanan tradisional Indonesia yang dihasilkan dari proses peragian (fermentasi) bahan pangan berkarbohidrat, seperti singkong dan ketan. Tapai atau tape adalah kudapan yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan pangan berkarbohidrat sebagai substrat oleh ragi. Ragi adalah suatu inokulum padat yang mengandung berbagai jenis kapang, khamir, dan bakteri yang berfungsi sebagai starter dalam fermentasi tape. Ragi juga dapat diartikan sebagai zat pembentuk kalor atau panas yang terjadi pada pembuatan tape, karena diolah dari bahan-bahan yang mengandung panas atau setidak-tidaknya dapat menimbulkan panas pada tubuh makhluk hidup.
Tape dapat dibuat dari beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon). Berbeda dengan makanan-makanan fermentasi lain yang hanya melibatkan satu mikroorganisme yang berperan utama, seperti tempe atau minuman alkohol, pembuatan tape melibatkan banyak mikroorganisme. Mikroorganisme yang terdapat di dalam ragi tape adalah kapang Amylomyces rouxii, Mucor sp, dan Rhizopus sp.; khamir Saccharomycopsis fibuligera, Saccharomycopsis malanga, Pichia burtonii, Saccharomyces cerevisiae, dan Candida utilis; serta bakteri Pediococcus sp. dan Bacillus sp. Kedua kelompok mikroorganisme tersebut bekerja sama dalam menghasilkan tape. Tapai hasil fermentasi dengan ragi yang didominasi S. cerevisiae umumnya berbentuk semi-cair, lunak, berasa manis keasaman, mengandung alkohol, dan memiliki tekstur lengket. Mikroorganisme dari kelompok kapang akan menghasilkan enzim-enzim amilolitik yang akan memecahkan amilum pada bahan dasar menjadi gula-gula yang lebih sederhana (disakarida dan monosakarida). Proses tersebut sering dinamakan sakarifikasi (saccharification). Kemudian khamir akan merubah sebagian gula-gula sederhana tersebut menjadi alkohol. Inilah yang menyebabkan aroma alkoholis pada tape. Semakin lama tape tersebut dibuat, semakin kuat alkoholnya. Etanol untuk kegunaan konsumsi manusia dan kegunaan bahan bakar diproduksi dengan cara fermentasi. Spesies ragi tertentu (misalnya   Saccharomices cerevisiae) mencerna gula dan menghasilkan etanol dan karbon dioksida:
C6H12O6 2 CH3CH2OH + 2 CO2

III.  Alat dan Bahan
     Alat:
1.    Panci
2.    Kompor
3.    Toples
4.    Bakul
5.    Sendok
6.    Nampan
7.    Centong
     Bahan:
1.    Beras ketan
2.    Air
3.    Ragi tape
4.    Daun pisang

IV.  Cara Kerja
1.    Dicuci bersih semua peralatan yang ingin digunakan.
2.    Dicuci bersih ketan yang akan digunakan.
3.    Direndam ketan tersebut selama 12 jam.
4.    Setelah 12 jam, nilas ketan dengan ari bersih.
5.    Dikukus ketan tersebut sampai matang.
6.    Setelah matang. letakkan dalam tampah lalu didiamkan beberapa saat sampai ketan tersebut
7.    dingin.
8.    Setelah dingin campurkan ragi yang telah dihaluskan secara merata.
9.    Masukkan kedalam wadah/rantang besar lalu lapisi dengan kain lalu ditutup dengan rapat.
10.    Disimpan selama 2-3 hari

V. Pembahasan
Pembuatan tape ketan dilakukan dengan cara memfermentasi ketan hitam yang ditambahkan ragi (Saccharomyces cerevisiae). Ketan yang telah direbus dibiarkan hingga menjadi dingin hal ini dikarenakan apabila ragi dicampurkan dalam keadaan panas akan menyebabkan khamir akan mati,karena khamir memiliki suhu optimum bekerja pada 250-30­0 C dan memiliki suhu maksimum 450C. Setelah ragi ditaburkan ke ketan hitam, dimasukkan ke dalam wadah tertutup berbahan plastik atau kaca karena bakteri akan bereaksi dengan logam sehingga tidak dianjurkan untuk menggunakan logam. Ketersediaaan oksigen harus diatur selama proses fermentasi. Hal ini berhubungan dengan sifat mikroorganisme yang digunakan. Contoh khamir dalam pembuatan anggur dan roti biasanya membutuhkan oksigen selama proses fermentasi berlangsung, sedangkan untuk bakteri-bakteri penghasil asam tidak membutuhkan oksigen selama proses fermentasi berlangsung. Oleh karena itulah, proses fermentasi pada ketan harus dalam keadaan tertutup. Waktu yang dibutuhkan dalam proses fermentasi adalah 3 hari, namun agar kadar alkohol dan kadar volume air ketan yang dihasilkan optimal didiamkan sekitar 2 minggu. Setelah 2 minggu tape ketan yang sudah jadi diperas airnya. Didapat air tape ketan dalam percobaan ini adalah kurang lebih 600 ml.
VI. Kesimpulan
Bakteri Saccharomyces cerevisiae dapat digunakan dalam proses pembuatan fermentasi tape ketan hitam. Dalam proses fermentasi ini bakteri Saccharomyces cerevisiae mendegradasi glukosa menjadi alkohol dan karbon dioksidaC6H12O6  2 CH3CH2OH + 2 CO2

   VII. Daftar Pustaka
Amien Muhammad, 1985., Pegangan Umum Bioteknologi 3. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Jakarta.
Anonim¹. 2011.. Biotekhnologi. http://www.Wikipedia Bahasa Indonesia, ensiklopedi bebas Diakses pada tanggal 20 November 2012.
Anonim².2011.Pembuatan tape ketan. http://www.Wikipedia Bahasa Indonesia, ensiklopedi bebas diakses pada tanggal 20 November 2012.
Brown C.M, I Campbell, F.G Prest, 1987. Introduction to Biotechnology: Blackwell scientilic Publications, London.
Ign Suharto, 1995. Bioteknologi Dalam Dunia Industri : Andi Offset, Yokyakarta.
Elan Suherlan, 1994.,  Bioteknologi Bahan Pangan.,  Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA, Bandung.

Sunday, September 8, 2013

INSTRUMEN LABORATORIUM

Ø Lemari  Asam
Laboratorium sebagai tempat untuk melakukan berbagai percobaan tentunya tak lepas dari bahaya yang ditimbulkan dari bahan-bahan kimia juga peralatan yang digunakan.  Tetapi bahaya itu dapat diatasi dengan langkah-langkah pencegahan baik dari sikap individu yang berada di lab maupun dari keamanan alat dan penyimpanan bahan yang digunakan. Lemari asam salah satu contohnya. Alat ini sangat penting berada dalam laboratorium, mengingat percobaan yang dilakukan terkadang menggunakan bahan-bahan yang memiliki konsentrasi tinggi dan mudah menguap. Aman atau tidaknya sebuah lemari asam dilihat dari sirkulasi udara dalam sistem lemari asam dan juga sebaiknya tahan terhadap bahan-bahan kimia seperti pelarut organik, bahan yang sifatnya korosif dan juga tahan terhadap ledakan. Elemen-elemen penting yang harus ada pada lemari asam adalah blower (kipas penyedot), terhubung dengan sumber air, pintu kaca yang mudah dibuka dan aman, memiliki tinggi yang sesuai dengan orang-orang yang menggunakannya. Dalam hal ini harga dan desain menjadi alasan kedua, karena keamanan lebih diutamakan dalam bekerja di laboratorium.
Dalam penggunaannya hal-hal yang harus diperhatikan pula yaitu jangan membiarkan pintu lemari asam terbuka lebar, karena mungkin saja bahan bersifat mudah menguap yang berbahaya untuk pernafasan, dan tidak menggunakan lemari asam sebagai tempat untuk menyimpan bahan-bahan kimia, dan yang lebih utama yaitu tidak memasukan kepala agan ke dalam lemari asam dalam bekerja, karena bagaimanapun lemari asam digunakan untuk percobaan dengan bahan-bahan yang berbahaya. Perawatan terhadap lemari asam dilakukan dengan cara menjaga kebersihan lemari asam, dan apabila ada tumpahan sebaiknya diamati jenis dan sifat dari bahan yang tumpah, cara yang sederhana dapat menggunakan kertas lakmus dan langkah selanjutnya dapat dinetralkan dengan Na2CO3 atau NH4Cl.

Ø Sentrifuge (Hettich Zentrifugen EBA 20)

Dalam percobaan identifikasi bahan atau dalam mengendapkan zat dalam skala yang kecil di laboratorium biasa digunakan alat sentrifuge. Alat ini bekerja untuk memisahkan endapan dengan cairannya berdasarkan perbedaan jenis molekul dengan cara memberikan gaya sentrifugal pada kecepatan tertentu sehingga endapan dengan berat jenis yang lebih besar berada di dasar sedangkan cairannya berada diatas.

Ø pH Meter
Bermacam-macam pH meter yang telah diproduksi oleh pabrik-pabrik. Digunakan untuk mengukur tingkat keasaman dari suatu zat. Biasanya sebelum digunakan dikalibarasi terlebih dahulu menggunakan larutan buffer. Larutan buffer biasanya telah disertakan dalam kemasannya, dapat pula dibeli di toko-toko kimia.

Ø Corong buchner
Digunakan untuk menyaring. Bahan penyaring (biasanya kertas saring) diletakkan di atas corong tersebut dan dibasahi dengan pelarut untuk mencegah kebocoran pada awal penyaringan. Cairan yang akan disaring ditumpahkan ke dalam corong dan dihisap ke dalam labu dari dasar corong yang berpori dengan pompa vakum.

Ø Kawat nikrom
Kawat nikrom Untuk mengidentifikasi suatu zat dengan cara uji nyala. Hal ini disebabkan setiap zat memberi warna nyala yang spesifik artinya setiap zat memiliki warna yang berbeda antara satu dengan yang lain. Walaupun demikian beberapa zat memberikan warna nyala yang hampir sama sehingga sulit dibedakan. Selain kawat nikrom, kawat platina juga sering digunakan.

Ø Vortex maxi mix plus

Vortex maxi mix plus adalah pusaran mixer berkecepatan tetap. Digunakan untuk pangadukan/ pencampuran tabung seragam dan flaks kecil. Alat ini dapat dioperasikan secara kontinu atau diatur dengan menyentuh modenya. Aplikasi lainnya yaitu Pencampuran media dalam tabung reaksi,suspensi sitogenetika ,Pencampuran dalam tabung centrifuge, enzimatik dan RIA tes danVortexing suspensi sel.

Ø Grant water bath

Membuat kontrol suhu yang akurat sampai dengan maksimum 150 º C, baik untuk merendam sampel dan beredar cairan suhu dikontrol ke perangkat eksternal. Kisaran suhu dan daya pemanas secara otomatis dibatasi sesuai dengan jenis cairan yang dipilih . Alat ini menggunakan energi lebih sedikit. Mudah dikosongkan airya dengan pentirisan. Alat ini  Kuat dan tahan lamayang terbuat dari  stainless steel kasus dalam dan luar tangki serta Tutup mengurangi penguapan dan membantu menjaga suhu mandi saat di gunakan

Ø Botol Semprot
Botol semprot tebuat dari bahan plastik, biasa di gunakan untuk menyimpan/wadah aquadest. Botol ini umumnya bewarna putih dan memiliki selang di bagian tutupnya yang berfungsi untuk mengeluarkan aquadest dari botol.

Ø Desikator
Desikator merupakan alat instrumen kimia yang biasa di gunakan untuk mendinginkan bahan kimia yang panas. Alat ini terbuat dari kaca bening, bentuknya seperti guci kecil yang memiliki tutup cembung ke atas dan di tengah tutupnya terdapat cerobong kecil yang berguna untuk mengeluarkan suhu dari dalam.

Ø Oven
Oven yang mana bentuknya tidak jauh berbeda dengan oven pada umumnya, fungsinya ialah untuk mengeringkan suatu bahan padat yang basah, padatan tersebut biasanya adalah endapan yang terbentuk dari mereaksikan bahan cair.



Bahan Kimia

BAHAN-BAHAN KIMIA

Ø Ammonium Heptamolibdat Tetrahidrat

Ammonium molibdat (VI) tetrahidrat atau dapat disebut juga dengan Amonium heptamolibdat tetrahidrat, amonium paramolibdat tetrahidrat, atau sederhananya amonium molibdat ini memiliki rumus senyawa (NH4)6Mo7O24.4H2O, senyawa ini berbentuk serbuk padat dengan warna putih atau kuning kehijauan dan tidak berbau. Senyawa ini sering digunakan sebagai bahan pereaksi untuk mengetahui kadar fosfat, silika, dan arsenat dalam suatu larutan seperti air sungai atau air laut. Senyawa ini juga sering digunakan dalam berbagai penelitian. Contohnya, sebagai inhibitor, melapisi permukaan bagian dalam baja pada pipa penyalur minyak dan gas di industri perminyakan agar tidak mudah terkorosi oleh minyak mentah yang dialirkan karena banyak mengandung air dan garam. Juga sebagai bahan untuk memproduksi logam molibdenum yang digunakan untuk melapisi baja agar lebih kuat dan tidak mudah terkorosi.
Sifat fisik dari senyawa ini diantaranya memiliki massa molar 1163.9 g/mol dan 1235.86 g/mol, berat jenisnya sekitar 2.498 g/cm3, dan titik lelehnya yaitu 190°C. Dapat dibuat dengan cara melarutkan molibdenum trioksida kedalam cairan amonia berlebih dan diuapkan pada suhu kamar  sehingga kelebihan amonia akan teruap dan menghasilkan amonium heptamolibdat. Senyawaan ini mudah larut dalam air dan asam, tetapi tidak larut dalam alkohol, juga cukup stabil pada tekanan dan temperatur normal. Sekalipun senyawa ini stabil, tetapi cukup berbahaya karna mudah terbakar dan teroksidasi jika ada panas disekitar, karena itu sebaiknya disimpan dalam wadah yang tertutup ditempat kering dan bersuhu rendah. Hindari juga kontak langsung dengan bahan, karena akan menimbulkan resiko kerusakan peredaran darah dan saluran pernafasan.
Beberapa cara untuk menangani masalah jika terkena bahan yaitu dengan menghirup udara segar atau menggunakan masker jika terhirup, jika terkena kulit sebaiknya langsung dicuci dengan air dan sabun selama 15-20 menit, untuk memastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal, jika terkena mata sebaiknya langsung dibilas dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 30 menit, atau satu liter untuk setiap mata dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Senyawa ini juga cukup toksik, apabila tertelan sebaiknya segera mencuci mulut dan minum air yang banyak dan segera menghubungi dokter setempat. Jangan sekali-kali merangsang muntah. Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada panggul untuk mencegah aspirasi.

Ø Anhidrida Maleat

Senyawa organik ini diproduksi dari oksidasi benzena atau senyawa aromatik lainnya menggunakan katalis
2 CH3CH2CH2CH3 + 7 O2  2 C2H2(CO)2O + 8 H2O
dengan rumus molekul C4H2O3 memiliki massa molar 98,06 g/mol dan berbentuk kristal putih. Maleat anhidrida adalah senyawa vinil tidak jenuh yang digunakan sebagai bahan mentah dalam sintesa resin poliester untuk serat plastik, pelapisan permukaan karet, deterjen, bahan aditif dan minyak pelumas, plastisizer dan kopolimer. Maleat anhidrida mempunyai sifat kimia khas yaitu adanya ikatan etilenik dengan gugus karbonil didalamnya, ikatan ini berperan dalam reaksi adisi.
Anhidrida maleat cukup berbahaya jika terhirup, akan menyebabkan sakit kepala disertai mimisan, mual dan kerusakan pada kornea mata sehingga mengganggu penglihatan. Terlebih pada konsentrasi diatas 1,25 ppm akan menimbulkan asma, karena itu sebagai pencegahan sebaiknya digunakan masker untuk mengurangi bahaya.

Ø Anilin

Anilin adalah amina aromatik prototipikal, nama IUPACnya adalah fenilamin, selain itu senyawa organik ini mempunyai nama lain aminobenzene, rumus molekulnya ialah C6H5NH2. Menjadi peopor untuk bahan kimia Industry, penggunaan utamanya adalah dalam pembuatan prekursor untuk poliuretan. Seperti amina yang paling stabil, ia memiliki bau yang agak tidak menyenangkan seperti ikan busuk dan sangat mudah terbakar.
Anilin memiliki massa molar 93.13 g/mol dengan kepaadatan 1.0217 g/mL, senyawa ini tidak berwarna dalam padatan namun dapat larut dalam air 3.6 g/100 mL pada suhu 200 C berupa cairan kuning, memiliki titik didih 184.130 C dan titik lebur -6.30 C.
Senyawa ini beracun (T) dan berbahaya bagi lingkungan (N), MSDSnya yakni R23/24/25 R40 R41 R43 R48/23/24/25 R68 R50 dan S-phrasesnya S1/2 S26 S27 S36/37/39 S45 S46 S61 S63. Titik nyalanya pada suhu 700C dan dapat menghasilkan nyala yang bersuhu 7700C.

Ø Anilin (Toxic)

Senyawa anilin ini berbentuk cair seperti minyak dan berbau amis, dengan berat molekul 93,13, dan kerapatannya 1,0217 kg/ml. Senyawa ini digunakan sebagai bahan antioksidan, akselerator, dan vulkanisir dalam industri karet. Dalam bidang farmasi, biasa digunakan sebagai bahan baku obat-obatan seperti pembuatan analgin, obat sakit kepala, penghilang rasa nyeri, dan lain-lain. Sekalipun digunakan sebagai bahan baku, tetapi pemakaian anilin yang berlebihan dapat menimbulkan bahaya, karena toksisitasnya jauh lebih tinggi, karena itu para dokter lebih memilih menggunakan parasetamol sebagai pereda rasa nyeri ataupun demam. Hal ini karena gugus amin pada anilin menyebabkan Fe2+ pada hemoglobin teroksidasi menjadi Fe3+ menghasilkan methemoglobin yang tidak mampu mengikat oksigen, akibatnya sel darah merah tidak mampu menyuplai oksigen ke jaringan tubuh yang membutuhkan.
Bahaya lainnya dari anilin adalah jika mengenai tubuh disertai dengan beberapa gejala yang timbul. Jika terkena kulit, akan teriritasi yang ditandai dengan kulit menjadi kebiruan, begitupula jika mngenai mata, menyebabkan iritasi ditandai dengan penglihatan yang kabur. Pertolongan pertama yang dapa dilakukan yaitu dengan membilas bagian yang terkena bahan dengan air. Bahaya lainnya jika anilin terhirup ataupun tertelan, gejala yang ditimbulkan adalah telinga berbunyi, mual, muntah, sakit perut, nyeri dada, denyut jantung tidak teratur, sakit kepala, mengantuk, pusing, disorientasi, kulit berwarna kebiruan, kejang, dan koma.
Umumnya senyawa ini stabil pada suhu normal, tetapi dengan adanya panas, senyawa ini mudah sekali terbakar atau bahkan meledak. Penyimpanan bahan harus dalam wadah yang tertutup rapat, kering, dingin dengan ventilasi yang baik dan sebaiknya penyimpanan dipisahkan dari asam, logam, bahan mudah terbakar, peroksida, halogen, bahan pengoksidasi, amina, basa, halokarbon, tercampurnya anilin dengan bahan-bahan tersebut akan menimbulkan reaksi eksplosif dan kebakaran.

Ø Amoniak 25%

Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH3. Biasanya senyawa ini didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amoniak). Walaupun amonia memiliki sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi, amonia sendiri adalah senyawa kaustik dan dapat merusak kesehatan. Administrasi Keselamatan dan Kesehatan Pekerjaan Amerika Serikat memberikan batas 15 menit bagi kontak dengan amonia dalam gas berkonsentrasi 35 ppm volum, atau 8 jam untuk 25 ppm volum. Kontak dengan gas amonia berkonsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan paru-paru dan bahkan kematian. Sekalipun amonia di AS diatur sebagai gas tak mudah terbakar, amonia masih digolongkan sebagai bahan beracun jika terhirup, dan pengangkutan amonia berjumlah lebih besar dari 3.500 galon (13,248 L) harus disertai surat izin.
Molekul amonia terbentuk dari ion nitrogen bermuatan negatif dan tiga ion hidrogen bermuatan positif dengan rumus kimia NH3.Amonia dapat terjadi secara alami atau diproduksi secara sintetis.Amonia yang terdapat di alam (di atmosfer) berasal dari dekomposisi bahan organik.Produksi amonia buatan melibatkan serangkaian proses kimia untuk menggabungkan ion nitrogen dan hidrogen.
Nilai pH atau ‘potentiometric hydrogen’ pada dasarnya merupakan indikator untuk mengukur kadar keasaman suatu larutan.Nilai pH suatu larutan diukur dalam skala logaritmik dengan nilai 0,0 sebagai ukuran paling asam dan 14,0 sebagai nilai paling basa. Larutan dengan pH 7,0 dianggap sebagai larutan netral.Oleh karena itu untuk mengetahui apakah suatu larutan asam, basa, atau netral, nilai pH larutan tersebut harus diketahui.Saat mengukur nilai pH suatu larutan, pada dasarnya kita menghitung jumlah ion hidrogen (H +) dan ion hidroksil (OH-) yang terdapat dalam sampel.Peningkatan ion hidrogen berarti larutan akan semakin asam, sementara pengurangan ion hidrogen (H +) dan penambahan ion hidroksil (OH-) akan membuat larutan semakin basa.pH amonia sekitar 11,5 yang artinya bersifat basa.Amonia memiliki kemampuan menetralisir asam dan saat dilarutkan dalam air akan membentuk amonium bermuatan positif (NH4 +) dan ion hidroksida bermuatan negatif (OH-).
Amonia yang digunakan secara komersial dinamakan amonia anhidrat. Istilah ini menunjukkan tidak adanya air pada bahan tersebut. Karena amonia mendidih di suhu -33 °C, cairan amonia harus disimpan dalam tekanan tinggi atau temperatur amat rendah. Walaupun begitu, kalor penguapannya amat tinggi sehingga dapat ditangani dengan tabung reaksi biasa di dalam sungkup asap. "Amonia rumah" atau amonium hidroksida adalah larutan NH3 dalam air. Konsentrasi larutan tersebut diukur dalam satuan baumé. Produk larutan komersial amonia berkonsentrasi tinggi biasanya memiliki konsentrasi 26 derajat baumé (sekitar 30 persen berat amonia pada 15.5 °C). Amonia yang berada di rumah biasanya memiliki konsentrasi 5 hingga 10 persen berat amonia.
Amonia umum digunakan sebagai bahan pembuat obat-obatan.Amonia yang dilarutkan dalam air dapat digunakan untuk membersihkan berbagai perkakas rumah tangga.Zat ini juga digunakan sebagai campuran pembuat pupuk untuk menyediakan unsur nitrogen bagi tanaman.Namun diperlukan kehati-hatian karena konsentrasi tinggi amonia bisa sangat berbahaya bila terhirup, tertelan, atau tersentuh. Namun, amonia umumnya jarang terhirup dalam jumlah besar karena baunya yang menyengat sudah akan membuat orang menghindar.

Ø Ammonium Sulfat [(NH4)­­2SO4]


Amonium Sulfat [(NH4)­­2SO4]  adalah senyawa kimia yang berwujud padat, berwarna putih, berbentuk kristal (pada T > 513oC), larut dalam air, tidak larut dalam alkohol dan memiliki titik leleh 235-280oC pada tekanan 1 atm. Ammonium Sulfat banyak dimanfaatkan sebagai pupuk nitrogen dan biasa disebut pupuk ZA (Zwuafel Ammonium), terutama pada tanaman industri dan perkebunan diantaranya tebu, tembakau, cengkeh, kopi, lada, kelapa sawit, dan teh. Selain sebagai pupuk, senyawa Amonium Sulfat juga digunakan dalam bidang industri seperti untuk pengolahan air, fermentasi, bahan tahan api dan penyamakan. Sebagai pupuk, Amonium Sulfat merupakan jenis pupuk anorganik tunggal yang terdiri dari unsur Sulfur (24% berat) dalam bentuk ion Sulfat dan unsur Nitrogen (21% berat) dalam bentuk ion Amonium (James G. Speight, 2002).
Penggunaan utama amonium sulfat adalah sebagai pupuk untuk tanah basa . Di tanah yang amonium ion dilepaskan dan membentuk sejumlah kecil asam, menurunkan pH keseimbangan tanah , dengan kontribusi penting nitrogen untuk pertumbuhan tanaman. Kerugian utama dengan penggunaan amonium sulfat adalah kandungan nitrogen yang rendah relatif terhadap amonium nitrat, yang meningkatkan biaya transportasi.
Hal ini juga digunakan sebagai semprot pertanian adjuvant untuk larut dalam air insektisida , herbisida , dan fungisida . Ada berfungsi untuk mengikat zat besi dan kalsium kation yang hadir di kedua air sumur dan sel tumbuhan. Hal ini sangat efektif sebagai adjuvant untuk 2,4-D (amina), glifosat , dan herbisida glufosinate.
Negara Indonesia merupakan negara agraris yang selalu membutuhkan amonium sulfat sebagai pupuk nitrogen. Keuntungan penggunaan Amonium Sulfat (pupuk ZA) dibandingkan pupuk nitrogen lainnya yaitu : Mengandung unsur nitrogen dan sulfur sedangkan unsur sulfur ini tidak dimiliki pupuk nitrogen lainnya, misal urea (CO(NH2)2), amonium nitrat (NH4NO3) dan sendawa chili (NaNO3). Kedua unsur ini merupakan jenis unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar atau disebut makronutrient (Setyamidjaja, 1986).Dapat diserap secara langsung (NH4+) oleh tanaman sehingga tidak membutuhkan mikroorganisme tanah untuk mengurai senyawa NH4+ menjadi unsur nitrogen, seperti pada pupuk urea (CO(NH2)2) (Setyamidjaja, 1986).
Proses pembuatan Ammonium Sulfat terdiri dari tahapan proses yaitu: Proses Netralisasi (Reaksi Fase Gas–Liquid Ammonia dan Asam Sulfat),Proses Karbonasi Batubara,Proses Merseburg (Reaksi antara Gypsum dan Ammonium Carbonat),Proses Marino (Reaksi Ammonia dengan Sulfur Dioxide),Proses lainnya (proses Piritas Espanolas, dari Acrylonitrile, dari Caprolactam)
Dalam biokimia , amonium sulfat adalah metode umum untuk memurnikan protein dengan pengendapan selektif, Amonium sulfat sangat larut dalam air sehingga dapat membuat solusi yang sangat terkonsentrasi, yang dapat "garam keluar" protein, dan menyebabkan hujan mereka pada konsentrasi tertentu. Ini menyediakan sarana yang nyaman dan sederhana untuk campuran protein kompleks fraksinasi. Dengan demikian, amonium sulfat juga tercatat sebagai bahan bagi banyak Amerika Serikat vaksin per Center for Disease Control.

Ø Amonium persulfat


Amonium persulfat (APS) (NH4)2S2O8 adalah kuat oksidator . Hal ini sangat larut dalam air, pembubaran garam dalam air endotermik. Ini adalah inisiator radikal . Hal ini digunakan untuk tembaga etsa pada papan sirkuit cetak sebagai alternatif untuk ferric chloride solusi. Hal ini juga digunakan bersama dengan tetramethylethylenediamine untuk mengkatalisis polimerisasi akrilamida dalam membuat poliakrilamid gel.
Amonium persulfat disiapkan oleh H. Marshall oleh metode yang digunakan untuk pembuatan kalium persulfat - dengan elektrolisis larutan amonium sulfat dan asam sulfat . Amonium persulfat merupakan komponen utama dari Nochromix . Pada melarutkan dalam asam sulfat , digunakan untuk membersihkan gelas laboratorium sebagai alternatif logam-bebas asam kromat mandi. Ini juga merupakan bahan standar dalam western blot gel dan pemutih rambut
Debu di udara dapat mengiritasi mata , hidung , tenggorokan , paru-paru dan kulit pada kontak. Paparan tingkat tinggi debu dapat menyebabkan kesulitan bernafas.

Ø Amonium Klorida

Gambar disamping sekilas memang mirip garam dapur yang biasa dipakai buat masak, tapi jangan salah gambar tersebut adalah bahan kimia amonium klorida atau NH4Cl. Walaupun sama-sama golongan garam, amonium klorida tentunya memiliki ciri khas tersendiri. Kalau dilihat secara fisik sama dengan garam dapur yang sering kita pakai unbtuk memasak, berbentuk kristal putih, tidak berbau, dan larut dengan air. Perbedaannya kalau garam dapur dilarutkan di air rasanya asin tapi klo amonium klorida rasanya asam. Nah loh kok garam rasanya asam? tentu saja karena amonium klorida dibuat dari asam kuat HCL dan basa lemah sehingga asam lebih mendominasi. Amonium klorida ini memiliki berat molekul 53.49, titik didihnya 338 C. Kelarutan dalam air 297 g/l372 g/L (20 °C), dan 773 g/L (100 °C); sedangkan dalam alkohol 6 g/L (19 °C). Tidak larut dalam diethyl ether, acetone serta hampir tidak larut dalam etil asetat.
Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya
Peringkat NFPA (Skala 0-4): (3)
Kesehatan 1
=
Tingkat keparahan rendah
Kebakaran 0
=
Tidak dapat terbakar
Reaktivitas 0
=
Tidak reaktif

Klasifikasi EC (4)
R 22
=
Berbahaya bila ditelan
R 36/37/38
=
Mengiritasi mata, sistem pernafasan, dan kulit
S 2
=
Jauhkan dari jangkauan anak-anak (Reff 4)
S 3/9/14
=
Letakkan di tempat yang dingin, bervebtilasi baik, jauh dari agent pengoksidasi.
S 7
=
Jaga wadah dalam keadaan tertutup rapat
S 8
=
Jaga wadah dalam keadaan kering


Proses pembuatan
Untuk membuat ammonium klorida ini terdapat berbagai macam cara yaitu:
1. Proses Amonium Sulfit - Natrium Klorida
2. Proses Amonium Sulfat - Natrium Klorida
3. Proses Amonia – Soda
4. Proses Amonia - Asam klorida
 Kegunaan
Ammonium klorida ini banyak sekali kegunaannya salah satunya bisa digunakan untuk obat batuk. Bagi yang doyan minum obat batuk pasti sudah ngga asing sama Expectorant, nah ammonium klorida ini bertindak sebagai Expectorant. Cara kerjanya mengiritasi mukosa bronchial , yang menyebabkan dahak mudah dikelaurkan. Selain itu ammonium klorida juga digunakan sebagai bahan tambahan makanan, flavouring agent pada vodka, industri pembuatan shampo, produk pembersih lantai dan baterai.
Kerugian
Walaupun ammonium klorida ini banyak manfaatnya namun ada pula kerugiannya apabila terpapar dalam jangka pendek maupun panjang. Iritasi kulit, iritasi mata, mual, dan batuk merupakan akibat dari paparan jangka pendek. Sedangkan paparan dalam jangka panjang dapat mkenyebabkan gangguan ginjal, dermatitis, sampai anorexia. Jadi berhati-hatilah dalam penggunaan ammonium klorida. Gunakan selalu sarung tangan dan masker penutup apabila sedang bekerja menggunakan bahan ini.

Ø Ammonium sulfida

Setelah dijelaskan ammonium klorida ada lagi senyama yang lainnya yaitu ammonium sulfida. Tentunya kalian sudah tahu kan sulfida itu apa? Yap, sulfida adalah nama kimia untuk belerang. Kalau ammonium klorida itu berwarna outih dan tidak berbau lain lagi dengan ammonium sulfida, bahan kimia ini berwarna kuning dan berbau seperti belerang (bau telur besuk yang kuat). Ammonium sulfida mudah larut dalam air dingin atau air panas. Sebenarnya ammonium sulfida tidak terlalu reaktif, namun reaktif terhadap oksidator kuat. Ammonium sulfida berguna sebagai pupuk, bahan untuk pembuatan bom bau, pemurnian perunggu, dan pabrik tekstil.
Berikut adalah MSDS (material safety data sheet) atau lembar data keselamatan data.
R10-mudah terbakar.
R36/38- Mengiritasi mata dan kulit.
S2-Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
S46-Jika tertelan, segera dapatkan saran medis
dan tunjukkan wadah atau label.
HMIS (AS):
Bahaya Kesehatan      : 3
Bahaya Kebakaran     : 3
Reaktivitas                  : 0
Pribadi Perlindungan:
National Fire Protection Association (AS):
Kesehatan                   : 3
Mudah terbakar         : 0
Reaktivitas                  : 0
Alat Pelindung:
Sarung tangan Penuh sesuai,Uap respirator. Pastikan untuk menggunakan disetujui /bersertifikat atau respirator setara.Pakai respirator yang sesuai bila ventilasi tidak memadai.Wajah perisai