BAHAN-BAHAN
KIMIA
Ø Ammonium Heptamolibdat Tetrahidrat
Ammonium molibdat (VI) tetrahidrat atau dapat
disebut juga dengan Amonium heptamolibdat tetrahidrat, amonium paramolibdat
tetrahidrat, atau sederhananya amonium molibdat ini memiliki rumus senyawa (NH4)6Mo7O24.4H2O,
senyawa ini berbentuk serbuk padat dengan warna putih atau kuning kehijauan dan
tidak berbau. Senyawa ini sering digunakan sebagai bahan pereaksi untuk
mengetahui kadar fosfat, silika, dan arsenat dalam suatu larutan seperti air
sungai atau air laut. Senyawa ini juga sering digunakan dalam berbagai
penelitian. Contohnya, sebagai inhibitor, melapisi permukaan bagian dalam baja
pada pipa penyalur minyak dan gas di industri perminyakan agar tidak mudah
terkorosi oleh minyak mentah yang dialirkan karena banyak mengandung air dan
garam. Juga sebagai bahan untuk memproduksi logam molibdenum yang digunakan
untuk melapisi baja agar lebih kuat dan tidak mudah terkorosi.
Sifat
fisik dari senyawa ini diantaranya memiliki massa molar 1163.9 g/mol dan
1235.86 g/mol, berat jenisnya sekitar 2.498 g/cm3, dan titik
lelehnya yaitu 190°C. Dapat
dibuat dengan cara melarutkan molibdenum trioksida kedalam cairan amonia
berlebih dan diuapkan pada suhu kamar
sehingga kelebihan amonia akan teruap dan menghasilkan amonium heptamolibdat.
Senyawaan ini mudah larut dalam air dan asam, tetapi tidak larut dalam alkohol,
juga cukup stabil pada tekanan dan temperatur normal. Sekalipun senyawa ini
stabil, tetapi cukup berbahaya karna mudah terbakar dan teroksidasi jika ada
panas disekitar, karena itu sebaiknya disimpan dalam wadah yang tertutup
ditempat kering dan bersuhu rendah. Hindari juga kontak langsung dengan bahan,
karena akan menimbulkan resiko kerusakan peredaran darah dan saluran
pernafasan.
Beberapa
cara untuk menangani masalah jika terkena bahan yaitu dengan menghirup udara
segar atau menggunakan masker jika terhirup, jika terkena kulit sebaiknya
langsung dicuci dengan air dan sabun selama 15-20 menit, untuk memastikan tidak
ada bahan kimia yang tertinggal, jika terkena mata sebaiknya langsung dibilas
dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 30
menit, atau satu liter untuk setiap mata dengan sesekali membuka kelopak mata
atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal.
Senyawa ini juga cukup toksik, apabila tertelan sebaiknya segera mencuci mulut
dan minum air yang banyak dan segera menghubungi dokter setempat. Jangan
sekali-kali merangsang muntah. Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih
rendah daripada panggul untuk mencegah aspirasi.
Ø Anhidrida Maleat
Senyawa
organik ini diproduksi dari oksidasi
benzena atau senyawa aromatik lainnya menggunakan katalis
2 CH3CH2CH2CH3 + 7 O2 → 2 C2H2(CO)2O + 8 H2O
dengan rumus molekul C4H2O3 memiliki massa molar 98,06
g/mol dan berbentuk kristal putih. Maleat anhidrida adalah senyawa
vinil tidak jenuh yang digunakan sebagai bahan mentah dalam sintesa resin
poliester untuk serat plastik, pelapisan permukaan karet, deterjen, bahan
aditif dan minyak pelumas, plastisizer dan kopolimer. Maleat anhidrida
mempunyai sifat kimia khas yaitu adanya ikatan etilenik dengan gugus karbonil
didalamnya, ikatan ini berperan dalam reaksi adisi.
Anhidrida
maleat cukup berbahaya jika terhirup, akan menyebabkan sakit kepala disertai
mimisan, mual dan kerusakan pada kornea mata sehingga mengganggu penglihatan.
Terlebih pada konsentrasi diatas 1,25 ppm akan menimbulkan asma, karena itu
sebagai pencegahan sebaiknya digunakan masker untuk mengurangi bahaya.
Ø Anilin
Anilin adalah amina aromatik prototipikal,
nama IUPACnya adalah fenilamin, selain itu senyawa organik ini mempunyai nama
lain aminobenzene, rumus molekulnya ialah C6H5NH2. Menjadi peopor untuk bahan
kimia Industry, penggunaan utamanya adalah dalam
pembuatan prekursor untuk poliuretan. Seperti amina
yang paling stabil, ia memiliki bau yang agak tidak menyenangkan seperti ikan
busuk dan sangat mudah terbakar.
Anilin memiliki massa molar 93.13 g/mol
dengan kepaadatan 1.0217 g/mL, senyawa ini tidak berwarna dalam padatan namun
dapat larut dalam air 3.6 g/100 mL pada suhu 200 C berupa cairan
kuning, memiliki titik didih 184.130 C dan titik lebur -6.30
C.
Senyawa ini beracun (T) dan berbahaya bagi
lingkungan (N), MSDSnya yakni R23/24/25 R40 R41 R43 R48/23/24/25 R68 R50 dan
S-phrasesnya S1/2 S26 S27 S36/37/39 S45 S46 S61 S63. Titik nyalanya pada suhu
700C dan dapat menghasilkan nyala yang bersuhu 7700C.
Ø Anilin (Toxic)
Senyawa
anilin ini berbentuk cair seperti minyak dan berbau amis, dengan berat molekul
93,13, dan kerapatannya 1,0217 kg/ml. Senyawa ini digunakan sebagai bahan
antioksidan, akselerator, dan vulkanisir dalam industri karet. Dalam bidang
farmasi, biasa digunakan sebagai bahan baku obat-obatan seperti pembuatan
analgin, obat sakit kepala, penghilang rasa nyeri, dan lain-lain. Sekalipun
digunakan sebagai bahan baku, tetapi pemakaian anilin yang berlebihan dapat
menimbulkan bahaya, karena toksisitasnya jauh lebih tinggi, karena itu para
dokter lebih memilih menggunakan parasetamol sebagai pereda rasa nyeri ataupun
demam. Hal ini karena gugus amin pada anilin menyebabkan
Fe2+ pada hemoglobin teroksidasi menjadi Fe3+
menghasilkan methemoglobin yang tidak mampu mengikat oksigen, akibatnya sel
darah merah tidak mampu menyuplai oksigen ke jaringan tubuh yang membutuhkan.
Bahaya
lainnya dari anilin adalah jika mengenai tubuh disertai dengan beberapa gejala
yang timbul. Jika terkena kulit, akan teriritasi yang ditandai dengan kulit
menjadi kebiruan, begitupula jika mngenai mata, menyebabkan iritasi ditandai
dengan penglihatan yang kabur. Pertolongan pertama yang dapa dilakukan yaitu
dengan membilas bagian yang terkena bahan dengan air. Bahaya lainnya jika
anilin terhirup ataupun tertelan, gejala yang ditimbulkan adalah telinga
berbunyi, mual, muntah, sakit perut, nyeri dada, denyut jantung tidak teratur,
sakit kepala, mengantuk, pusing, disorientasi, kulit berwarna kebiruan, kejang,
dan koma.
Umumnya senyawa ini stabil pada suhu normal, tetapi dengan
adanya panas, senyawa ini mudah sekali terbakar atau bahkan meledak.
Penyimpanan bahan harus dalam wadah yang tertutup rapat, kering, dingin dengan
ventilasi yang baik dan sebaiknya penyimpanan dipisahkan dari asam, logam,
bahan mudah terbakar, peroksida, halogen, bahan pengoksidasi, amina, basa,
halokarbon, tercampurnya anilin dengan bahan-bahan tersebut akan menimbulkan reaksi
eksplosif dan kebakaran.
Amonia adalah senyawa kimia
dengan rumus NH3.
Biasanya senyawa ini didapati berupa gas
dengan bau tajam yang khas (disebut bau amoniak). Walaupun amonia memiliki sumbangan
penting bagi keberadaan nutrisi
di bumi,
amonia sendiri adalah senyawa kaustik dan dapat merusak
kesehatan. Administrasi
Keselamatan dan Kesehatan Pekerjaan Amerika Serikat
memberikan batas 15 menit bagi kontak dengan amonia dalam gas berkonsentrasi
35 ppm volum, atau 8 jam
untuk 25 ppm volum. Kontak dengan gas amonia berkonsentrasi tinggi dapat
menyebabkan kerusakan paru-paru dan bahkan kematian.
Sekalipun amonia di AS diatur sebagai gas tak mudah terbakar, amonia masih
digolongkan sebagai bahan beracun
jika terhirup, dan pengangkutan amonia berjumlah lebih besar dari 3.500 galon
(13,248 L) harus disertai surat izin.
Molekul
amonia terbentuk dari ion nitrogen bermuatan negatif dan tiga ion hidrogen
bermuatan positif dengan rumus kimia NH3.Amonia dapat terjadi secara
alami atau diproduksi secara sintetis.Amonia yang terdapat di alam (di
atmosfer) berasal dari dekomposisi bahan organik.Produksi amonia buatan
melibatkan serangkaian proses kimia untuk menggabungkan ion nitrogen dan
hidrogen.
Nilai
pH atau ‘potentiometric hydrogen’ pada dasarnya merupakan indikator untuk
mengukur kadar keasaman suatu larutan.Nilai pH suatu larutan diukur dalam skala
logaritmik dengan nilai 0,0 sebagai ukuran paling asam dan 14,0 sebagai nilai
paling basa. Larutan dengan pH 7,0 dianggap sebagai larutan netral.Oleh karena
itu untuk mengetahui apakah suatu larutan asam, basa, atau netral, nilai pH
larutan tersebut harus diketahui.Saat mengukur nilai pH suatu
larutan, pada dasarnya kita menghitung jumlah ion hidrogen (H +) dan ion
hidroksil (OH-) yang terdapat dalam sampel.Peningkatan ion hidrogen berarti
larutan akan semakin asam, sementara pengurangan ion hidrogen (H +) dan
penambahan ion hidroksil (OH-) akan membuat larutan semakin basa.pH amonia
sekitar 11,5 yang artinya bersifat basa.Amonia memiliki kemampuan menetralisir
asam dan saat dilarutkan dalam air akan membentuk amonium bermuatan positif
(NH4 +) dan ion hidroksida bermuatan negatif (OH-).
Amonia yang
digunakan secara komersial dinamakan amonia anhidrat. Istilah ini
menunjukkan tidak adanya air pada bahan tersebut. Karena amonia mendidih di
suhu -33 °C, cairan amonia harus disimpan dalam tekanan
tinggi atau temperatur
amat rendah. Walaupun begitu, kalor penguapannya
amat tinggi sehingga dapat ditangani dengan tabung reaksi biasa di
dalam sungkup asap.
"Amonia rumah" atau amonium hidroksida
adalah larutan NH3 dalam air. Konsentrasi larutan tersebut diukur
dalam satuan baumé. Produk larutan
komersial amonia berkonsentrasi tinggi biasanya memiliki konsentrasi 26 derajat
baumé (sekitar 30 persen berat amonia pada 15.5 °C). Amonia yang berada di
rumah biasanya memiliki konsentrasi 5 hingga 10 persen berat amonia.
Amonia umum digunakan sebagai bahan pembuat
obat-obatan.Amonia yang dilarutkan dalam air dapat digunakan untuk membersihkan
berbagai perkakas rumah tangga.Zat ini juga digunakan sebagai campuran pembuat
pupuk untuk menyediakan unsur nitrogen bagi tanaman.Namun diperlukan
kehati-hatian karena konsentrasi tinggi amonia bisa sangat berbahaya bila
terhirup, tertelan, atau tersentuh. Namun, amonia umumnya jarang terhirup dalam
jumlah besar karena baunya yang menyengat sudah akan membuat orang menghindar.
Ø Ammonium Sulfat [(NH4)2SO4]
Amonium Sulfat [(NH4)2SO4]
adalah senyawa
kimia yang berwujud padat, berwarna putih, berbentuk kristal (pada T > 513oC),
larut dalam air, tidak larut dalam alkohol dan memiliki titik leleh 235-280oC
pada tekanan 1 atm. Ammonium Sulfat banyak dimanfaatkan sebagai pupuk nitrogen
dan biasa disebut pupuk ZA (Zwuafel
Ammonium), terutama pada tanaman industri dan perkebunan diantaranya tebu,
tembakau, cengkeh, kopi, lada, kelapa sawit, dan teh. Selain sebagai pupuk,
senyawa Amonium Sulfat juga digunakan dalam bidang industri seperti untuk
pengolahan air, fermentasi, bahan tahan api dan penyamakan. Sebagai pupuk,
Amonium Sulfat merupakan jenis pupuk anorganik tunggal yang terdiri dari unsur
Sulfur (24% berat) dalam bentuk ion Sulfat dan unsur Nitrogen (21% berat) dalam
bentuk ion Amonium (James G. Speight, 2002).
Penggunaan
utama amonium sulfat adalah sebagai pupuk untuk tanah basa . Di tanah yang amonium ion dilepaskan dan membentuk sejumlah kecil asam, menurunkan
pH keseimbangan tanah , dengan kontribusi penting nitrogen untuk pertumbuhan tanaman. Kerugian
utama dengan penggunaan amonium sulfat adalah kandungan nitrogen yang rendah
relatif terhadap amonium nitrat, yang meningkatkan biaya transportasi.
Hal ini juga
digunakan sebagai semprot pertanian adjuvant untuk larut dalam air insektisida , herbisida , dan fungisida . Ada berfungsi untuk mengikat zat besi dan kalsium kation yang
hadir di kedua air sumur dan sel tumbuhan. Hal
ini sangat efektif sebagai adjuvant untuk 2,4-D (amina), glifosat , dan herbisida glufosinate.
Negara Indonesia
merupakan negara agraris yang selalu membutuhkan amonium sulfat sebagai pupuk
nitrogen. Keuntungan penggunaan Amonium Sulfat (pupuk ZA) dibandingkan pupuk
nitrogen lainnya yaitu : Mengandung unsur nitrogen dan sulfur sedangkan unsur
sulfur ini tidak dimiliki pupuk nitrogen lainnya, misal urea (CO(NH2)2),
amonium nitrat (NH4NO3) dan sendawa chili (NaNO3).
Kedua unsur ini merupakan jenis unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah
besar atau disebut makronutrient (Setyamidjaja,
1986).Dapat diserap secara langsung (NH4+) oleh tanaman
sehingga tidak membutuhkan mikroorganisme tanah untuk mengurai senyawa NH4+
menjadi unsur nitrogen, seperti pada pupuk urea (CO(NH2)2)
(Setyamidjaja, 1986).
Proses pembuatan
Ammonium Sulfat terdiri dari tahapan proses yaitu: Proses
Netralisasi (Reaksi Fase Gas–Liquid Ammonia dan Asam Sulfat),Proses Karbonasi Batubara,Proses Merseburg (Reaksi antara
Gypsum dan Ammonium Carbonat),Proses Marino (Reaksi Ammonia dengan Sulfur Dioxide),Proses lainnya (proses
Piritas Espanolas, dari Acrylonitrile, dari Caprolactam)
Dalam biokimia , amonium sulfat adalah
metode umum untuk memurnikan protein dengan pengendapan selektif,
Amonium sulfat sangat larut dalam air sehingga dapat membuat solusi yang sangat
terkonsentrasi, yang dapat "garam keluar" protein, dan menyebabkan
hujan mereka pada konsentrasi tertentu. Ini
menyediakan sarana yang nyaman dan sederhana untuk campuran protein kompleks
fraksinasi. Dengan demikian, amonium sulfat juga tercatat sebagai bahan bagi
banyak Amerika Serikat vaksin per Center for Disease Control.
Ø Amonium
persulfat
Ø
Amonium Klorida
Gambar disamping sekilas memang
mirip garam dapur yang biasa dipakai buat masak, tapi jangan salah gambar
tersebut adalah bahan kimia amonium klorida atau NH4Cl. Walaupun
sama-sama golongan garam, amonium klorida tentunya memiliki ciri khas
tersendiri. Kalau dilihat secara fisik sama dengan garam dapur yang sering kita
pakai unbtuk memasak, berbentuk kristal putih, tidak berbau, dan larut dengan
air. Perbedaannya kalau garam dapur dilarutkan di air rasanya asin tapi klo
amonium klorida rasanya asam. Nah loh kok garam rasanya asam? tentu saja karena
amonium klorida dibuat dari asam kuat HCL dan basa lemah sehingga asam lebih
mendominasi. Amonium klorida ini memiliki berat molekul 53.49, titik didihnya
338 C. Kelarutan dalam air 297 g/l372 g/L (20 °C), dan 773 g/L (100 °C);
sedangkan dalam alkohol 6 g/L (19 °C). Tidak larut dalam diethyl ether, acetone
serta hampir tidak larut dalam etil asetat.
Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya
Peringkat NFPA (Skala 0-4): (3)
Kesehatan 1
|
=
|
Tingkat keparahan rendah
|
Kebakaran 0
|
=
|
Tidak dapat terbakar
|
Reaktivitas 0
|
=
|
Tidak reaktif
|
Klasifikasi EC (4)
|
R 22
|
=
|
Berbahaya bila ditelan
|
R 36/37/38
|
=
|
Mengiritasi mata, sistem pernafasan, dan kulit
|
S 2
|
=
|
Jauhkan dari jangkauan anak-anak (Reff 4)
|
S 3/9/14
|
=
|
Letakkan di tempat yang dingin, bervebtilasi baik, jauh
dari agent pengoksidasi.
|
S 7
|
=
|
Jaga wadah dalam keadaan tertutup rapat
|
S 8
|
=
|
Jaga wadah dalam keadaan kering
|
Proses pembuatan
Untuk membuat ammonium klorida ini terdapat berbagai macam
cara yaitu:
1. Proses Amonium Sulfit -
Natrium Klorida
2. Proses Amonium
Sulfat - Natrium Klorida
3. Proses Amonia
– Soda
4. Proses Amonia
- Asam klorida
Kegunaan
Ammonium klorida ini banyak sekali
kegunaannya salah satunya bisa digunakan untuk obat batuk. Bagi yang doyan
minum obat batuk pasti sudah ngga asing sama Expectorant, nah ammonium klorida
ini bertindak sebagai Expectorant. Cara kerjanya mengiritasi mukosa bronchial ,
yang menyebabkan dahak mudah dikelaurkan. Selain itu ammonium klorida juga
digunakan sebagai bahan tambahan makanan, flavouring agent pada vodka, industri
pembuatan shampo, produk pembersih lantai dan baterai.
Kerugian
Walaupun
ammonium klorida ini banyak manfaatnya namun ada pula kerugiannya apabila
terpapar dalam jangka pendek maupun panjang. Iritasi kulit, iritasi mata, mual,
dan batuk merupakan akibat dari paparan jangka pendek. Sedangkan paparan dalam
jangka panjang dapat mkenyebabkan gangguan ginjal, dermatitis, sampai anorexia.
Jadi berhati-hatilah dalam penggunaan ammonium klorida. Gunakan selalu sarung
tangan dan masker penutup apabila sedang bekerja menggunakan bahan ini.
Ø Ammonium
sulfida
Setelah
dijelaskan ammonium klorida ada lagi senyama yang lainnya yaitu ammonium
sulfida. Tentunya kalian sudah tahu kan sulfida itu apa? Yap, sulfida adalah
nama kimia untuk belerang. Kalau ammonium klorida itu berwarna outih dan tidak
berbau lain lagi dengan ammonium sulfida, bahan kimia ini berwarna kuning dan
berbau seperti belerang (bau telur besuk yang kuat). Ammonium sulfida mudah
larut dalam air dingin atau air panas. Sebenarnya ammonium sulfida tidak
terlalu reaktif, namun reaktif terhadap oksidator kuat. Ammonium sulfida
berguna sebagai pupuk, bahan untuk pembuatan bom bau, pemurnian perunggu, dan
pabrik tekstil.
Berikut adalah MSDS
(material safety data sheet) atau lembar data keselamatan data.
R10-mudah terbakar.
R36/38- Mengiritasi mata dan kulit.
S2-Jauhkan dari jangkauan
anak-anak.
S46-Jika tertelan, segera
dapatkan saran medis
dan tunjukkan wadah atau label.
HMIS (AS):
Bahaya Kesehatan : 3
Bahaya Kebakaran : 3
Reaktivitas : 0
Pribadi Perlindungan:
National Fire Protection
Association (AS):
Kesehatan : 3
Mudah terbakar : 0
Reaktivitas : 0
Alat Pelindung:
Sarung
tangan Penuh sesuai,Uap respirator. Pastikan untuk menggunakan disetujui
/bersertifikat atau respirator setara.Pakai respirator yang sesuai bila
ventilasi tidak memadai.Wajah perisai